NEWS
Trending

Banyak Protes, Jepang Tunda Pembuangan Limbah Nuklir

Banyak Protes, Jepang Tunda Pembuangan Limbah Nuklir
Jepang tunda pembuangan limbah nuklir. (foto: net)
Listrik Indonesia | Pemerintah Jepang menunda pembuangan sekitar 1,2 juta ton air terkontaminasi bahan radioaktif dalam 1.000-an tangki ke laut lepas. Saat ini, limbah itu masih tersimpan di bekas kompleks Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima Daiichi. 

"Kami harus mendengarkan suara-suara yang menentang," kata Menteri Industri Jepang, Hiroshi Kajiyama yang dikutip Senin (26/10).

Air tersebut bekas digunakan untuk mendinginkan reaktor pasca tsunami merusak pembangkit itu pada 2011--kecelakaan nuklir terburuk kedua setelah Chernobyl pada 1986. Jumlahnya diperhitungkan mendapat tambahan setiap hari karena air hujan dan air tanah yang memasuki situs PLTN juga menjadi terkontaminasi.

Dengan laju penambahan rata-rata 160 ton per hari sepanjang tahun lalu, Badan Energi Atom Internasional (IAEA) memperkirakan kapasitas eksisting akan penuh pada pertengahan 2022. Ini sebabnya Pemerintah Jepang dilaporkan hendak menyetujui strategi mengalirkan air itu ke laut, seperti yag direkomendasikan para ilmuwannya. Pelepasan akan dimulai sekitar 2022 dan akan berlanjut selama puluhan tahun.

Laporan itu segera memicu keberatan dari kelompok nelayan Jepang dan telah mengundang ancaman Cina melarang impor makanan laut dari Jepang. Sebagian besar dari air eksisting dalam tangki-tangki itu disebutkan telah mengalami penyaringan dari 62 macam bahan kontaminan radioaktif. 

Pemerintah Jepang dan operator PLTN Fukushima Daiichi yaitu Perusahaan Listrik Tokyo (TEPCO) meyakinkan bahwa bahan radionuklida utama yang tersisa adalah tritium. Francis Livens dari University of Manchester, Inggris, menjelaskan sangat sulit menyaring tritium yang merupakan isotop radioaktif hidrogen dari air. 

TEPCO mengaku telah mencari teknologi yang bisa menyaring tritium, tapi mereka mendapati kebanyakan metode tidak efektif untuk konsentrasi tritium yang rendah di dalam tangki. Livens malah mengatakan sebagian besar PLTN melepas begitu saja isotop ini. (pin)

Related Articles

0 Komentar

Berikan komentar anda

Back to top button