
Kapal bor Fatih di ladang gas Sakarya. (foto: net)
Listrik Indonesia | Agustus lalu, Pemerintah Turki mengumumkan penemuan cadangan gas alam 320 bcm di lokasi Tuna-1 di ladang gas Sakarya melalui kapal bor Fatih. Namun belakangan, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyebutkan cadangan gas alam di laut hitam ini memiliki kapasitas hingga 405 bcm.
Kepala Divisi Energi Berkelanjutan dari fakultas Departemen Ilmu Politik dan Hubungan Internasional di Universitas Ekonomi Izmir, Profesor Mehmet Efe Biresselioglu mengatakan, cadangan hidrokarbon ini bisa memenuhi permintaan 22 persen gas Turki selama 40 tahun berdasarkan produksi tahunan rata-rata 10 bcm.
"Jumlah ini menandakan cadangan hidrokarbon terbesar telah ditemukan dalam sejarah Turki. Jumlah ini bisa saja direvisi jika eksplorasi membuahkan hasil yang positif pada pengeboran di sumur Turkali-1 di ladang gas Sakarya," ujar Biresselioglu.
Menurutnya, penemuan gas sebesar 405 bcm sesuai dengan kebutuhan gas alam Turki selama 10 tahun, sedangkan penemuan sebelumnya sebesar 320 bcm memenuhi kebutuhan gas sekitar tujuh tahun. Dia memastikan, penemuan cadangan baru akan menambah tiga tahun lamanya waktu yang dapat menutupi permintaan gas Turki.
Turki berencana untuk memulai produksi gas alam pada tahun 2023, dengan laju tahunan antara 5-10 bcm. Ladang tersebut diharapkan mencapai produksi dataran tinggi sekitar 15 bcm pada tahun 2026.
Ladang gas Sakarya terletak di lokasi yang sangat strategis dekat dengan wilayah eksplorasi gas Rumania dan Bulgaria di mana perusahaan-perusahaan energi besar telah melakukan investasi sebelumnya. (pin)
0 Komentar
Berikan komentar anda