Ingin Percepat Proyek PLTN, Komisi VII: Korban Kecelakaan Lalu Lintas Lebih Banyak Ketimbang Nuklir

Listrik Indonesia | Pemerintah diminta mempercepat pemanfaatan nuklir sebagai sumber energi baru di Indonesia. Stigma masyarakat tentang nuklir merupakan barang berbahaya diyakini stigma yang sangat keliru.
“Bangladesh saja sudah memiliki PLTN. Indonesia insya allah siap (membangun PLTN). Kita sudah punya UU no 10 tahun 1997 dan seterusnya. Kalau kita mau bersama-sama, insya allah menyamakan pandangan terhadap bahaya. Sebab, isunya itu isu keselamatan. Perlu saya sampaikan di sini, korban jiwa dari kecelakaan lalu lintas jauh lebih besar dari bencana nuklir, PLTN dan sebagainya,” ujar Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Alex Noerdin dalam webinar, Selasa (13/10).
Diakuinya, kesepakatan negara-negara di Asia Tenggara untuk bebas nuklir tidak akan menghambat pembangunan PLTN di Indonesia. Sebab, katanya, kesepakatan bebas nuklir itu hanya pada pelarangan senjata nuklir, bukan untuk pemanfaatan energi.
“Kalau tidak sekarang, kita akan terlambat. Negara pengekspor minyak seperti Uni Emirat Arab baru saja menyelesaikan pembangunan listrik tenaga nuklir yang termodern, terbesar dan teraman di dunia. Sekarang, kita negara pengimpor minyak, yang lifting minyaknya decline terus, harus mencari jalan keluar untuk ini. Kita ada angin, ombak, air, tenaga surya yang luar biasa. Tapi ini semua masih dalam skala kecil. Kalau Bangladesh bisa punya PLTN, kapan Indonesia,” katanya.
Kepala Perwakilan ThorCon International Pte Ltd Bob S Effendi berpendapat isu keselamatan menjadi tidak relevan untuk nuklir. Energi ini merupakan bahan bakar yang memiliki tingkat keamanan cukup tinggi.
Dia mencontohkan kecelakaan reaktor nuklir Chernobyl di Ukraina pada 1986. Negara itu ternyata masih menggunakan energi tersebut. “Artinya, kalau memang ada isu keselamatan, tentunya Ukraina tidak akan memakai nuklir," kata dia.
Bob mengatakan, perusahaan akan memanfaatkan momentum pembangunan reaktor untuk ajang edukasi. Kemudian, ThorCon akan menyiapkan tempat penyimpanan limbah nuklir di sebuah kapal unit pembangkit listriknya. "Bisa menyimpan limbah untuk total operasi sekitar 80 tahun," kata dia. (pin)
0 Komentar
Berikan komentar anda